Tuesday, February 4, 2014

DUOS - CHAPTER 1

CHAPTER 1 : Sipemena

"Dimana adilnya orang karo? Tarigan sama tarigan gak bisa, sembiring sama sembiring bisa" Stone mulai bertanya dalam hati karena baru saja dia jatuh cinta kepada seorang perempuan cantik, namun ternyata adalah turangnya. Stone adalah seorang pria yang punya nama asli Batu Tarigan, dan asli orang Karo, namun sejak SMP dia mengubah namanya sendiri menjadi Stone, alasannya sederhana; ia ingin lebih keren. Sekarang Stone sudah kuliah semester akhir dan mengambil jurusan Teknik Mesin di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Medan.

Memulai percintaannya dengan Lia Sembiring pas SMA dulu, namun kandas di tikungan. Stone kurang berhati-hati dengan yang namanya sahabat, Lia terlalu sering curhat tentang Stone kepada Hendri, Stone tau akan hal itu tapi Stone tidak menganggap itu sebuah ancaman, karena dia yakin, Lia tidak mungkin jatuh cinta kepada Hendri, karena menurutnya, Hendri itu lebih jelek darinya. Tapi ternyata cinta itu tumbuh diantara Lia dan Hendri, Lia lebih memilih Hendri karena Hendri lebih mengerti Lia. Hendri selalu ada setiap saat untuk Lia, tidak seperti Stone yang terkadang ada, terkadang hilang ntah kemana. Stone tidak tau, kalau kegantengan itu hanya berlaku pada saat pandangan pertama. Stone tidak paham, perempuan butuh diperhatikan, butuh kasih sayang, kegantengan saja tidak cukup. Namun Stone kini telah berubah, dari pengalamannya, dia kini lebih dewasa, dan lebih berhati-hati memilih pacar juga memilih sahabat. Karena itu pula, dia sangat selektif yang membuatnya jomblo sepanjang dia kuliah dan hampir selesai perkuliahannya.

"Ton! ngibot kita pagi nak?" tanya Simon kepada Stone yang sedang memainkan gitarnya.

"Ja?" Stone langsung berhenti bermain gitar dan langsung semangat.

"Jamburlah anak, banci kin akapmu bas rumah sakit?" balas Simon, yang cuma memakai celana tanpa baju.

"Maksudku jambur ja mencibut?"

"Jambur Halilintar"

"Oh, eta yah, make kretam kita ya" kata Stone dan mulai lagi bernyanyi lagu-lagu Karo, melewati sore yang panas dan mati lampu.

Simon adalah teman kost Stone, namun mereka beda kampung. Mereka satu kampus beda jurusan, tapi sama-sama orang Karo. Simon juga sama saja seperti Stone; Jomblo. Mungkin itulah yang membuat persahabatan mereka erat hingga sekarang. Karena sebelumnya mereka bertiga, dengan Robert. Tapi Robert sudah punya pacar, perbedaan status juga membuat perbedaan kebebasan diantara mereka. Robert tidak bisa bebas lagi seperti Stone dan Simon karena pacar Robert itu kayak anak kecil, tidak bisa ditinggal lama-lama, makanya Stone dan Simon memilih menjadi duo jomblo. Setiap ada acara Gendang mereka dapat dipastikan selalu sama.

"Uga Mon? berangkat kita?" Stone sudah siap-siap berangkat ke acara gendang. Memakai baju kaos dan topi kesukaannya; Nike, celana jeans hitam dan baju kaos putih tidak ketinggalan jaket kulitnya, pokoknya setelan anak kabanjahe banget lah. 

"Enggo ko sikap?" kata Simon sambil menyemprot tubuhnya dengan parfum AXE kesukaannya.

"enggo, tapi deba parfum enda ndo, aku keri ka minak cet-cetku" dia meminta parfum Simon.

"E nah..(Simon memberi parfumnya) Tehko Ton, kari si usahaken dat cewekta e nak, gelah ola sia-sia, e harus e nak!" Simon bertekad.

"Jodoh labo terayak-ayak nak, adi jumpa kari, cocok, adi lang, lit denga waktu sideban" 

"Ola kin ko bagena, harus kita gigih berusaha nak. Kita dahko enggo semester akhir enda, tiknari wisuda, gelah metunggung pagi sanga wisuda e dahko enggo lit cewekta" Simon berapi-api menjelaskannya.

"Owe yah, MERDEKA! ahahahaha" jawab Stone dengan tidak serius.

--- ke chapter 2---


No comments:

Post a Comment